metal.music.underground music. since 2011

ADS HERE

TEROR DARI BELANTARA 2014

MUNICIPAL WASTE LIVE in JKT 2014

JAKARTA CORE 2014

JAKARTA CORE 2014

Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA

Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA

JAKARTA ROCKULTURE 2015

JAKARTA ROCKULTURE 2015

JAKARTA ROCKULTURE 2017

JAKARTA ROCKULTURE 2017

WELCOME to UNDERGROUNDSYNC.COM

Materi Baru ZEROSIX PARK - HARUSKAH AKU MELUPAKANMU






YouTube: https://youtu.be/OswuUBgVQSo
Share:

HellgardeN Making Noise, Living Fast -- Brutal Records

Hellgarden_CD_Cover400.jpg

YouTube: https://youtu.be/yfjBjWWeaOU



HELLGARDEN

HellgardeN deliver a rancid concoction of fast Thrash and High-Octane Metal Madness Injected with twisted solos and and overdose of Vocal Insanity.

HellgardeN  "Making Noise, Living Fast" pushes the limits of taste and brutality with a telluric wave of riffs, topped by stormy rhythmic assaults that, with the inclusion of some more 'melodic' cues, will settle violently on your bearded garments with thrash and groove metal influences.

HellgardeN promises songs with an organic, visceral and striking sound with amazing riffs, ripped vocals and a violent sound of drums and bass, they performed live in Brazil, playing at important festivals, sharing the stage alongside metal legends like Krisiun, Claustrophobia, Project4, and many more...

Ruthless Brazilian Quartet came together in 2013 "Beer and Whiskey-Soaked basement with one common goal in Mind" to create 100% real Thrash Metal Music.


Diego Pascuci - Vocals
Caick Gabriel - Guitar
Matheus Barreiros - Drums
Guilherme Biondo - Bass



 HellgardeN “Making Noise, Living Fast” available April 10th in the following formats: CD Digipak, LP, Cassette, and on all Digital platforms.
   
Free Streaming for your Review by LabelGrid

Pre-order:
February 14th, 2020
Digital

Europe

USA & Canada
Share:

SIARAN PERS KARYA MUSIK Single “MORALISCH”: TRENDKILL COWBOYS REBELLION







SIARAN PERS KARYA MUSIK
Single “MORALISCH”
Oleh : TRENDKILL COWBOYS REBELLION


15 (lima belas) tahun yang lalu album Pantera berjudul “The Great Southern Trendkill” menjadi sebuah acuan bagi band asal Jakarta “Trendkill Cowboys Rebellion” untuk berkarir secara professional dalam industri musik keras tanah air sejak tahun 2005 hingga sekarang. 15 (lima belas) tahun bukanlah waktu yang sebentar namun sangat cepat untuk dilalui. Pasang surut sebagai grup musik selalu mewarnai setiap perjalanan kami sebagai sebuah band yang memainkan musik keras, main sebagai tim hore dari gigs ke gigs, dibayar dengan ucapan “terima kasih” oleh panitia acara, main di acara kolektif jam 3 (tiga) pagi, Dibayar layak namun disuruh main akustik hingga merasakan eforia AMI Awards 2014, bermain lebih jauh dari rumah dan masih banyak hal lainnya  yang tidak akan cukup selesai diceritakan dalam sehari. 

15 (lima belas) tahun juga merupakan proses pendewasaan tersendiri bagi internal band itu sendiri, mangalami banyak fase pembelajaran dalam bermusik, pertemanan dan etika sebagai sebuah band dengan identitas “band Metal”. Kami pernah mengalami masa produktif, hiatus dan kini kembali mencoba selalu produktif lagi. Pernah memiliki personl band yang baik secara “attitude” dan pernah memiliki personil yang banyak omong tapi Nol besar dalam prakteknya, pernah menjalankan formasi 4 (empat) orang juga pernah menjalankan formasi 5 (lima) walau akhirnya kami sadari saat ini dengan beranggotakan 4 (empat) orang sudah lebih dari cukup ketimbang lebih banyak tapi tidak produktif sama sekali. Setelah rilisnya album “Musica Peccatum (4:8)” kami berbenah diri. Bersih – bersih dimulai dari personil band yang mengundurkan diri juga dari personil dengan “bad Attitude”, Penggebuk drum lama kami  (Dechonk) yang menjadi pondasi dari hampir seluruh karya band ini akhirnya kembali bergabung dan membuat semua menjadi terang benderang, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah selebrasi sebuah awal baru bagi kami sebagai sebuah band untuk terus konsisten.

Sekelumit perjalan band yang kami ceritakan tadi merupakan ide dari single terbaru kami berjudul “Moralisch”. Moralisch merupakan Bahasa Jerman yang artinya “moral / Attitude”. Kami menggambarkan kami sendiri dalam lagu ini berawal dari kami menelisik semua perjalanan yang kami alami. Bagi kami bermain musik keras memang unik, semua orang melakukan hal yang bisa dibilang sama dalam komunitas namun memiliki batasan masing-masing, setiap orang dalam komunitas musik metal selalu ingin berusaha se eksis mungkin, berusaha berkontribusi untuk saling mensupport walau tidak jarang banyak yang melakukan hal sebaliknya, tapi satu hal mereka tidak pernah berhenti atau tidak pernah mati, selalu beregenerasi dan terus menerus mencintai musik metal sebagai identitas mereka. Kami pun begitu, semua kesulitan kami dalam bermain musik metal yang awalnya sebuah hobi kemudian berubah menjadi sebuah hobi yang serius, kami tidak pernah menyerah dengan keadaan, kami tidak pernah berkompetisi sesame musisi metal lainnya, dan sudah pasti kami memberikan karya-karya terbaik yang kami bisa dengan dan lewat cara kami. Segudang kisah duka menjalani karir bermusik tidak pernah sedikitpun merubah persepsi kami tentang komunitas juga musik metal itu sendiri, itulah sebagian pesan dari single terbaru kami “Moralisch” dimana etika sebagai musisi lebih penting diatas segalanya.

Moralisch” dibuat dengan proses kreatif yang cukup singkat, Ughie (gitaris) kami membuat aransemen dasar dan ditata lagi melalui proses jam session. Saat ini kami sudah bias melakukan home recording mandiri hingga mempermudah proses kreatif. Semua materi direkam di home recording kecuali proses rekaman vocal yang dilakukan di studio konvensional. Mixing dan Mastering dibantu oleh kawan kami Hamzah Kusbianto dari Racik Suara Studio – Tegal Jawa Tengah yang sudah sangat tidak asing karena sering terlibat di banyak rilisan Grimlock Records, Homicide, Eye Feel Six atau Bars Of Death.
Yang membedakan Single “Moralisch” dengankarya sebelumnya adalah kami tidak sedang menjual sebuah materi protes atau lagu perlawanan. Dalam materi ini kami ingin bercerita tentang kami sendiri yang sudah berusia 15 tahun sebagai Trendkill Cowboys Rebellion. Kami ingin kembali produktif, mengeluarkan rilisan demi rilisan, merchandise dan berencana mengeluarkan format Kaset jika tidak berkendala tahun ini. Moralisch juga merupakan materi yang menjembatani ide-ide baru kami setelah 15 tahun menggulirkan materi dengan ekplorasi Metal-hardcore-punk. Kami sedikit bosan, butuh eksperiman lain yang butuh kami kemas berikutnya. Di materi Moralisch kami mencoba mendapatkan sound metal modern seperti Djent walau tidak terlalu kental, beat groove yang lebih ekspresif dan menahan porsi vocal agar tidak terlalu penuh. kami masih memiliki 7 (tujuh) materi sisa yang sedang dikerjakan untuk bekal album penuh ke 5 (lima) dan semoga semua bisa terealisasi di tahun ini. Single Moralisch ini dirilis secara digital melalui music distributor “Ares Musik” yang merupakan asosiasi dari Believe Music Indonesia dan bias dinikmati di hamper semua situs streaming musik.

Sampai siaran pers ini ditulis, COVID19 memaksa semua orang untuk berhenti berakstifitas, semua orang ada dirumah, ini pun sedikit menghambat kinerja kami, semoga kedepan lebih baik dan semua kembali normal. Single ini merupakan pencapaian bagi kami sebagai band yang sudah melewati 15 tahun berkarya, bagi khalayak semoga menjadi referensi dan semangat untuk terus produktif dan selalu positif dalam pergerakan.


MORALISCH (Lyric)

Semua rupa boleh sama dalam komunitas
Beda mental dalam etika identitas
Jalan sama beda batas kapasitas
Tak berhenti, tidak mati, tetap beringas
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas
Coba dengarkan kami memantik suara
Menembus batas aksara menjadi merdeka
Rapal semua mantra pamoedya
Mengunci rapat dalam bising gendang telinga
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas… tetap beringas
Moralisch… Moralisch bist… Moralisch
Reff :
Tetap bernafas, keras menggilas, menikam deras, buas beringas
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas… tetap beringas
Beda sikap, beda lisan yang terucap
Tak tertukar dengan hasil yang terungkap
Untuk mereka yang asal dalam ucap
Sudah jelas kita beda dalam kelas
Reff :
Tetap bernafas, keras menggilas, menikam deras, buas beringas
Zeige Dass du moralisch bist


Jakarta, 4 – 4 – 20
Jabat erat, Trendkill Cowboys Rebellion | 15th Years Rebellion

(Will, Dechonk, Ughi dan Yudha)

Share:

PRESS RELEASE: "purpla" -- TIMUR JAKARTA MUSIC VIDEO CREDITS







PRESS RELEASE
TIMUR JAKARTA MUSIC VIDEO CREDITS
Directed by : Dioma Asatsuku
Shot by: Dioma Asatsuku & Andhika Priyandanu
Edited by: Dioma Asatsuku
"TIMUR JAKARTA" MUSIC CREDITS
Music by: Purpla
Song and Lyrics by: Dewandra Danishwara
Recorded by: Haryo Widi
Mixed by: Pandji Dharma
Mastered by: Dewandra Danishwara

© 2020 Purpla
"Timur Jakarta" adalah single kedua dari band Purpla yang beraliran Alternative Rock/Pop.
Berbasis di Jakarta, Indonesia dengan 4 orang personil yaitu Danar Astohari (vokal), Dewandra Danishwara
(gitar/keys), Bayu Malindo (bass) dan Dioma Asatsuku (drum).

Sempat vakum pada rentang waktu 2018-2019 setelah perilisan single pertama dan video klip mereka
"Superealita" di 2017 lalu, Purpla akhirnya memutuskan untuk aktif kembali di dunia musik tanah air dengan
merilis single kedua "Timur Jakarta" pada 27 Maret 2020 disusul oleh video klip pada tanggal 6 April 2020.

Lagu "Timur Jakarta" ditulis oleh Danishwara, yang terinspirasi untuk menulis lagu tersebut saat flashback
melewati area Kalimalang, Jakarta Timur dimana Danishwara menghabiskan selama 12 tahun wajib belajar
(SD, SMP, SMA) selalu bersekolah di area tersebut. "Timur Jakarta" merupakan lagu yang sangat personal
untuk Danishwara, karena setelah menjadi perantau di Surabaya untuk kuliah selama hampir 5 tahun dan
kemudian melanjutkan studinya di Manchester, Inggris selama kurang lebih 2 tahun, "Kembali ke Jakarta
Timur adalah "reuni" perasaan tersendiri buat gue setelah 7 tahun tidak menginjakkan kaki di sini, banyak
banget momen perjalanan hidup susah senang yang gue habiskan di sini." ujar Danishwara.

"…Mungkin tak sementereng (Jakarta) Selatan ataulah (Jakarta) Pusat…" adalah sebuah penggalan lirik pada
lagu Timur Jakarta yang menceritakan pengalaman saat Danishwara bersekolah dan selalu merasakan gap di
pergaulan perihal Anak Selatan / Anak Timur, karena saat ia bersekolah, siswa-siswi di Jakarta Timur biasanya
lebih tertinggal perihal trend dibandingkan siswa-siswi Jakarta Selatan.
Video klip “Timur Jakarta” sendiri diambil dengan banyak konsep shoot POV agar penonton bisa merasakan
suasana Jakarta Timur khususnya di area Kalimalang yang menjadi inspirasi utama untuk penulisan lagu
tersebut. Beberapa landmark yang diambil adalah area Pangkalan Jati, Radin Inten, SMPN 109, SMAN 61, serta
beberapa titik angkutan umum populer untuk area tersebut yaitu M19, M26 dan juga M29. Proses shooting
video ini dilakukan sebelum wabah Covid-19 menyebar di Indonesia, sehingga menjadi pengingat tersendiri
bahwa "kesibukan sehari-hari yang biasa-biasa saja" adalah hal yang banyak dirindukan oleh masyarakat saat
ini.

Untuk segi sound dan aransemen yang dianut oleh Purpla adalah Alternative Rock dengan banyak pengaruh
dari band Alternative / Brit-Rock / Pop era 1990-2000an.

Contact Person:
Dioma (+62 878 2166 8478)
purplatheband@gmail.com
Instagram: @purplatheband
YouTube: https://youtu.be/l4BNXf9eRu0
Share:

DRACONIS Anthems for an Eternal Battle



Draconis_Cover_800.jpg

DRACONIS
Anthems for an Eternal Battle


Brutal Records is proud to announce that the Argentina Death-legends "Draconis" have signed a new record deal with the label. 
Release July 31, 2020 Worldwide!

Formed from the raw swamp of subconscious emotions, desires and fears, Draconis strikes with an immersively rhythmic assault of raw riffs and relatively technical Argentinian-style death metal discursive variation, finding a balance in the overall structure of these songs to deliver the listener through cycles of evolutionary thought into themes and rhythms of commonality. Enjoying the abrupt, this band alternate between structures with no warning and in the style of the South American school, make sense of their riffs in context of song structure and in that mindset often dive or leap to a change unpredictably, with a fire of acquisition.

Band Members:
Gerardo Vargas:  Vocal & Guitar
Bruno Vargas:  Lead Guitar
Marcos Villaroel:  Bass

Rolling riffs of fast tunneled tremolo connect songs in a sequence of tone and rhythm, flowing into one another and rejoining on the snap command of circular song structure to begin again a cycle. The band drops into rhythms nicely and then seamlessly accelerates, driving anthems of dissent with fast and precise grindcore drumming under a hoarse and hollowed voice of gutted vocal cords. While at some points riff salad prevails, it is as in bands like Massacra unified by core rhythm and sense of structure in motion, and the resulting interchanging series of circular structures provides for mazelike yet concise songwriting.

Tracklist:

 Anthems for an eternal Battle
 Puppets who ignore their Masters
 Inner Quest
 My last Journey
 Shadows of Emptyness
 Remember the Unremembering
 Ship of Illussions
 Traitors of Everyday
 Lost Angel
 Falling into Darkness

Contac Info:


Label Info:
USA & Canada
Share:

Press Release LIGA KARAOKE NASIONAL 2020















Salam hangat,

Wabah COVID 19 yang nampak belum berujung ini tidak hanya membahayakan kesehatan. Ia perlahan tapi pasti mengganggu sendi kehidupan masyarakat global, menggerus harapan dan kewarasan, memisahkan interaksi manusia secara langsung.
Konsep video klip yang kami buat ini mencoba menangkap spirit dari kerinduan. Seperti seorang anak yang rindu akan keluarganya di kampung halaman, kawan yang rindu pada tongkrongannya, siswa yang rindu pada lingkungan sekolahnya, pencinta yang rindu pada kekasihnya, scenester yang rindu pada keriuhan gigs atau bahkan seorang pekerja yang rindu akan penghasilan ekstra dihari-hari biasa.
Dengan menghadirkan kawan-kawan dan beberapa elemen masyarakat untuk ikut bernyanyi bersama (disini kami hadirkan dalam bentuk lipsync dan beberapa bernyanyi dengan suara aslinya) kami mencoba memberikan pesan bahwa jarak fisik dan bukanlah jadi penghalang bagi kita untuk untuk menyadari bahwa kita tidak menghadapi ini dengan sendiri, kita semua ikut merasakan dampaknya dan kita akan bertahan dan melaluinya secara bersama-sama!
Beberapa teman seniman/musisi yang hadir dalam video klip ini antara lain OomLeo (Goodnight Electric, OomLeo Berkaraoke), Jimi Multhazam (The Upstairs, Morfem), Buluk (Superglad, Kausa), Ryan Pelorr (Auman), Revan Bramadika (Rajasinga), Indra (Lyla, ADA band), Cristabel Annora (Solois), Aditya Kurniawan (SATCF), GalihBabi (Brigade 07), dan masih ada lagi lainnya.
Lagu yang kami bawakan adalah versi cover dari hits duo Farid Hardja dan Ahmad Albar berjudul "1.. 2.. 3..", kami kira sangat pas untuk menangkap spirit kerinduan tersebut. Sesuai dengan konsep kami sebagai sebuah band cover version yang membawakan kembali lagu-lagu Indonesia populer dari berbagai masa yang dikemas dengan kecepatan, power serta harmonisasi, dipadukan dengan nada-nada lagu Indonesia yang melodius. Tidak ada tujuan komersial dari dibawakannya lagu ini, selain sebagai hiburan dan menyemangat bagi para viewer dan pendengar.
Video klip ini telah kami unggah dalam IGTV di akun istagram dan juga di kanal youtube kami. Link youtube bisa diakses ke: https://www.youtube.com/watch?v=-37asc9idV8
Demikian pers rilis yang kami buat, semoga berkenan bagi teman-teman media untuk menjadi bahan pemberitaan.

Terima kasih.

kontak: Ravi - 0817 963 1997
instagram: @the_karaoke_kids

email: liga.karaoke@gmail.com
YouTube Link: https://youtu.be/-37asc9idV8



Share:

STREAMS

BLACK NIGHT MEDITATIONS - Underground Metal Radio

Listen to BLACK NIGHT MEDITATIONS - Underground Metal Radio with eighty-eight episodes, free! No signup or install needed. 07 Aug 20 Black Night Meditations - Metal FM Radio. 31 Jul 20 Black Night Meditations - Metal FM Radio.

Best Metal of All Time playlist - Listen now on Deezer | Music Streaming

These are the best metal bands for now, tomorrow and the rest of eternity.

Hell Of Feeds

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.

That's Not Metal

The official podcast of MetalSucks, Petar Spajic, Brandon Hahn and Jozalyn Sharp. One featured interview each week with a prominent metal musician, and discussion of the latest headlines in metal news. New episodes every Monday morning.

Discogs - Music Database and Marketplace

Discover music on Discogs, the largest online music database. Buy and sell music with collectors in the Marketplace.

RockWorld24.com

RockWorld24.com is on Mixcloud. Listen for free to their radio shows, DJ mix sets and Podcasts

SUPPORT YOUR LOCAL SCENES